- Al-Kitab, (QS. 2:2), (QS. 44:2);
- Al-Furqan (pembeda benar-salah), (QS. 25:1);
- Adz-Dzikr (pemberi peringatan), (QS. 15:9);
- Al-Mau'idhah (pelajaran/nasehat), (QS. 10:57);
- Al-Hukm (peraturan/hukum): (QS. 13:37).
Selain itu, Al-Quran juga juga disebut dengan nama-nama:
- Al-Hikmah (kebijaksanaan), (QS. 17:39);
- Asy-Syifa' (obat/penyembuh), (QS. 10:57), (QS. 17:82);
- Al-Huda (petunjuk), (QS. 72:13), (QS 9:33);
- At-Tanzil (yang diturunkan), (QS. 26:192);
- Ar-Rahmat (karunia), (QS. 27:77);
- Ar-Ruh (ruh), (QS. 42:52);
- Al-Bayan (penerang), (QS. 3:138);
- Al-Kalam (ucapan/firman), (QS. 9:6);
- Al-Busyra (kabar gembira), (QS. 16:102);
- An-Nur (cahaya), (QS. 4:174);
- Al-Basha'ir (pedoman), (QS. 45:20);
- Al-Balagh (penyampaian/kabar) (QS. 14:52); dan
- Al-Qaul (perkataan/ucapan) (QS. 28:51).
Di antara nama-nama tsb ada yang tidak banyak diketahui, atau jarang diperbincangkan orang, yakni Ar-Ruh.
Dilansir dari laman Alukah, Mahmoud bin Ahmed Al-Dossary menjelaskan kata "ruh" memiliki beberapa arti. Ibn Faris mendefinisikannya dengan membagi huruf “ra, waw, dan ha.” Tiga huruf tersebut jika disatukan merupakan asal kata dari kata agung, luas, kelapangan, hingga kata angin.
Ruh (atau roh) adalah apa yang ada dalam tubuh seseorang, sesuatu yang menjadikan orang itu hidup. Tuhan Yang Mahaesa tidak memberi tahu siapa pun secara detail perihal ruh.
Ada juga ciptaan Allah SWT yang memiliki ruh tapi tidak memiliki jasad. Makhluk itu adalah malaikat hingga jin. Allah SWT berfirman:
وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنتَ تَدْرِى مَا ٱلْكِتَٰبُ وَلَا ٱلْإِيمَٰنُ وَلَٰكِن جَعَلْنَٰهُ نُورًا نَّهْدِى بِهِۦ مَن نَّشَآءُ مِنْ عِبَادِنَا ۚ وَإِنَّكَ لَتَهْدِىٓ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Dalam tafsir An-Nafahat Al-Makkiyah, Syekh Muhammad bin Shalih asy-Syawi, mengatakan Al-Quran disebut ruh karena dengannya hati dan ruh menjadi hidup. Demikian pula maslahat dunia dan agama menjadi hidup dengannya, karena di dalamnya terdapat kebaikan dan ilmu yang banyak.
Al-Quran merupakan pemberian Allah murni kepada Rasul-Nya dan kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin tanpa sebab dari mereka. Oleh karena itulah, Dia berfirman,
“Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Al-Quran dan apakah iman itu, yakni engkau tidak memiliki pengetahuan tentang berita kitab-kitab terdahulu, demikian pula tidak memiliki iman dan amal terhadap syariat Allah, bahkan engkau adalah seorang yang ummi (buta huruf), tidak bisa menulis dan membaca.
Lalu datanglah kitab ini kepadamu, Mereka mengambil sinarnya untuk menerangi kegelapan kufur, bidah, dan hawa nafsu. Dengannya mereka mengenal hakikat dan dengannya mereka memperoleh petunjuk ke jalan yang lurus.”
[Sumber: Alukah.Net]