Slider

Islam Menjawab

Nabi Muhammad SAW

Islam Bertanya

Perjanjian Baru

Perjanjian Lama

Perjanjian Terakhir

Dialog Islam Kristen

» » Hormatilah Orang Yang Tidak Puasa!

Hari pertama puasa Ramadhan 1442 Hijriyah, seorang member grup Fakultas Mendemologi berinisialIgnatius Bangun Samudra menulis opininya dalam salahsatu thread seperti berikut:

Dik 
Ignatius
,,
Meski tulisanmu kuanggap masih amburadul, tapi rasanya aku mengerti bahwa intinya kau mengkritik serba-serbi yang menyertai ibadah puasa umat Islam di Indonesia.

Sebelum kita sampai ke persoalan intimu itu, mari sedikit kutunjukkan padamu bagaimana seharusnya kau memahami Puasa yang sedang dilaksanakan oleh umat Islam di seluruh dunia terhitung mulai hari ini sampai gilirannya berakhir nanti tatkala kalendar Islam jatuh pada hari pertama bulan Syawal.

Bagi umat Islam, puasa bukan istilah -- jadi ini koreksi buat anggapanmu yang menyebut puasa sebagai istilah -- tapi nama salahsatu dari 5 rukun Islam yang disebutkan di dalam Al-Quran sebagai "Shaum" . Dan puasa sendiri bukan hal asing dalam Islam karena umat Islam mengetahui dari sejarah para nabi dan rasul ALLAH bahwa hal itu sudah dilakukan oleh manusia pertama, yaitu nabi Adam AS beberapa waktu setelah keberadaanya di bumi. Di belakang hari puasa beliau tsb dikenal dan diikuti oleh sebagian bangsa Indonesia yang menyebutnya sebagai "puasa mutih".

Sedangkan pemeluk Kejawen, Hindu, Budha, Kaharingan, Sunda Wiwitan, Maneges dll yang juga melaksanakan puasa dengan cara mereka sendiri-sendiri, pada dasarnya karena meneladani leluhur atau panutan mereka yang mengajarkan tentang adanya kekuasaan Mahatinggi yang harus dihormati dengan sikap tunduk serta bakti, yang untuk alasan-alasan tertentu, di antaranya dengan cara berpuasa. Jadi, terlepas dengan nama apapun kekuasaan Mahatinggi itu mereka sebut, sejatinya dia adalah ALLAH, satu-satunya TUHAN yang benar!

Pelajarilah bagaimana sejarah lahir dan berkembangnya masing-masing aliran keyakinan itu sejak masa kenabian Ibrahim AS, atau Abraham dalam kitabmu, sampai hari ini!

Kau juga menyebut bahwa dalam Kristen ada laku puasa yang kemudian kau simpulkan sendiri sebagai perbuatan yang dilakukan atas dasar kesadaran diri sebagai ujian bagi diri sendiri.

Artinya, menurutmu puasa bukan hal yang memang seharusnya dilaksanakan sebagai bentuk kepatuhan dan ketundukan manusia kepada perintah TUHAN -- sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Yesus Kristus (pbuh) -- tapi bagimu hanya sekedar pilihan bebas; mau dilaksanakan silahkan, tidak dilaksanakan juga tidak apa-apa.

Pernyataanmu ini benar-benar perlu kau lengkapi dengan penjelasan pasti karena alasan apa sesungguhnya nabi Yesus Kristus (pbuh) berpuasa selama 40 hari yang berujung pada pengutukan pohon ara yang tidak punya salah apa-apa itu?! Kalian sendiri, yang mengaku-ngaku sebagai pengikut beliau, tokh nayatanya sama sekali tidak melaksanakan puasa seperti yang beliau contohkan, bukan?

Sedangkan setelahnya kau juga perlu mencari tahu -- tapi ini untuk pembelajaran bagi dirimu sendiri supaya lain kali jangan asal mangap dalam beropini -- tahukah kau bahwa para nabi sebelum nabi Yesus Kristus (pbuh) seperti nabi Elisa, Musa, Yitro, Ayub, Yunus, Yusuf, Yakub, Ishak, Ismael dan Abraham (pbut) juga melaksanakan puasa, dan tahu pulakah kau karena alasan apa mereka melaksanakannya?

Karena umat Islam tahu dan meneladani pula ajaran para nabi ALLAH di atas, maka ketika kau sebut bahwa bagi bangsa Indonesia (yang hampir 90% penduduknya beragama Islam) puasa bukan hal asing, tentu saja tidak perlu diherankan sama sekali. Yang justru sangat perlu untuk diherankan berkali-kali adalah anehnya jalan pikiranmu yang secara apriori menuduh puasa umat Islam adalah untuk mendapatkan penghormatan! Penghormatan dari siapa dik?

Coba tunjukkan pada audiens di sini SATU AYAT saja, baik itu dari Al-Quran maupun dari Hadits yang dapat sama-sama kita jadikan bukti pendukung asumsi liarmu itu.

Cukup SATU SAJA!
Ayat mana dari dua sumber segala sumber hukum dalam Islam itu yang mengatakan bahwa puasa bagi kaum muslimin adalah untuk mendapatkan penghormatan dari orang lain atau dari umat lain? Aku yakin tidak akan pernah kau temui, karena Jawabnya, TIDAK ADA dik!

Kenapa?
Karena puasa yang dilaksanakan oleh umat Islam pada tiap-tiap bulan Ramadhan sepenuhnya merupakan urusan sangat pribadi antara tiap-tiap individu (yang mengaku sebagai) Muslim dengan ALLAH yang memerintah mereka untuk melaksanakannya! Sama sekali tidak ada urusannya dengan orang lain, apalagi dengan umat lain!

Karenanya, analisis telekmu itu salah kaprah banget meletakkan posisi masing-masing faktor penting ini:
  • Ibadah umat Islam,
  • Budaya toleransi bangsa Indonesia, dan
  • Perda
Anjuran (bukan perintah) untuk "menghormati" orang yang sedang berpuasa di Republik ini, terlepas dari mana atau dari siapapun datangnya, dipastikan BUKAN DARI ALLAH dik! Tapi dilatarbelakangi oleh kesadaran akan prinsip toleransi beragama yang memang sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia, bahkan jauh sebelum kakek-nenekmu yang konon katanya suka puasa mutih itu lahir!

Jadi, catat ini baik-baik!
Islam tidak pernah menuntut agar kau, atau siapapun di seluruh muka bumi ini untuk menghormati, kata yang kau plintir menjadi "memberi penghormatan" kepada umat Islam yang sedang berpuasa!

Sedangkan cerita "pengelaman pribadimu" tentang warung makan yang konon katanya diacak-acak oleh aparat Pemda dan ormas saat sedang melayani pelanggan pada bulan Ramadan, seharusnya kau sebutkan dengan jelas pemda mana, ormas apa, dan tahun berapa terjadinya. Ini penting agar kita dapat sama-sama melakukan cross-check perihal kebenarannya. Tanpa itu, ceritamu tidak punya greget apapun kecuali cuma pantas dianggap sebagai HOAX!

Kendati demikian, apa yang seharusnya kau lakukan sebelum asal mangap mengomentari cerita HOAX mu sendiri itu adalah; cari tahu dulu apa alasan, khususnya yang mendorong aparat Pemda, untuk melakukan tindakan keras seperti itu. Atas perintah agama Islamkah, atau melaksanakan amanat Peraturan Daerah yang diterbitkan oleh otoritas Pemda setempat?

Ingat, di negeri ini setiap Kepala Daerah memiliki hak penuh untuk menentukan kebijakan daerahnya sendiri-sendiri demi kepentingan daerah dan penduduknya.

Di atas tadi sudah dijelaskan bahwa walau bagaimanapun, tindakan seperti itu pasti bukan perintah agama. Jadi sebetulnya tinggal kau periksa saja sendiri, ada atau tidak Perda yang berhubungan dengan peristiwa itu? Jika tidak ada, maka para aparatur negara itu pantas dianggap telah berlaku sewenang-wenang dan kau tidak perlu ragu untuk menuntut mereka ke meja hijau. Tapi jika ada, undang-undang mana yang melarang petugas melaksanakan kewajiban sesuai peraturan yang berlaku?

Dengan demikian, maka analisis telekmu tentang "hormati orang yang berpuasa" pun menjadi sangat menyedihkan! Padahal aku percaya bahwa sama seperti umumnya umat Islam, kau pun sebetulnya dapat menggunakan akalmu dengan baik, dik!

Sayangnya, yang membuatmu tampak bukan saja bodoh, tapi bodoh banget khususnya dalam hal-hal terkait urusan umat Islam adalah karena sampai hari gini kau masih Kristen!
Itu saja.

Jelas ya?
Salam bagi umat yang mengikuti petunjuk!

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post
Comments
0 Comments

No comments:

Leave a Reply